belitung · Uncategorized

BELITUNG : Batu besar, Laut, dan Orang-orang nya (part 3)

Kami agak bingung bagaimana caranya pulang, lebih tepatnya dari hotel ke bandara. Hotel kami terletak di daerah, bukan di kota tanjung pandan. Tidak ada grab car apalagi gojek. Pilihan yang tersedia untuk kami yaitu transport hotel, atau taksi, atau sewa mobil lagi. Pilihan yang sulit, mengingat kami belum beli oleh-oleh di kota, dan transport nya ber budget mahal. Saya sudah sangat bingung sebetulnya, ya sudah, naik taksi saja yang di order dari tanjung pandan. Tapi pak suami ada ide lain, bertanya pada bang Jo dan pak Wiwin. Memang sudah rezeki, pak Wiwin menghubungkan kami dengan Gelak, adik bang Jo yang biasa menjemput tamu.

Kami pun janjian dengan bang Gelak di hotel, begitu mengetahui kami belum ke pantai Tanjung Tinggi, dia langsung inisiatif mengajak kami kesana.

‘ga papa jalan memutar sedikit sebelum ke bandara, masa ke Belitung ga ke tanjung tinggi’

Akhirnya kami meluncur kesana, jalanan yang kami lalui lenggang, jalanan nya cukup bersahabat dengan pasir yang landai dan laut biru rasanya ingin berenang. Setelah sampai, saya sangat bersyukur sekali bisa sampai kesini. Sangat khas dengan yang ada di film laskar pelangi, batu-batu besar, laut jernih, dan langit biru nya. Saya dan pak suami kegirangan akhirnya bisa sampai kesini.

Perjalanan kami lanjutkan, sebelum ke bandara, kami melalui Klapa, pusat oleh-oleh belitung. Klapa cukup lengkap sebagai pusat oleh-oleh, disana juga saya mencicipi jeruk peras khas belitung yang begitu segar. Karena pak suami tetep ingin membawa ketam, akhirnya kita mampir juga di ketam isi Adena. Barulah kami meluncur langsung ke Bandara.

Kontras dengan kondisi saat kami tiba jumat pagi. Kondisi bandara saat ini ramai sekali, mungkin semua orang pulang berlibur kembali ke kehidupan masing-masing. Penerbangan kami dipercepat setengah jam karena ada hercules. Alhamdulillah kami tiba lebih awal di bandara, langsung check in, boarding dan kembali ke jakarta.

Banyak hal menarik selama liburan, dari awal liburan hingga akhir, ada rombongan keluarga yang selalu kami temui dimanapun kami berada, mulai dari hopping island hingga kami akan pulang, menariknya mereka juga orang Jakarta. Kami bersyukur dengan kebaikan pak wiwin dan keluarganya sungguh sangat mempermudah perjalanan kami disana. Sebetulnya di Belitung juga ada damri dari pemerintah yang diberlakukan secara gratis, namun karena sepi peminat sehingga jarang beroperasi.

Tentu saja kami tidak akan lupa indahnya belitung. Apalagi setelah sampai di Bandung, saya baru menyadari, ternyata kami tidak liburan berdua, tapi bertiga.

 

Tiket :

Jakarta – Belitung : 1.850. (Garuda-berdua)

Belitung – Jakarta : 1.234. (Sriwijaya – berdua)

Quins style resort : 450/malam (include breakfast)

Kapal pak wiwin : 500.

Life vest + google : 100.

Sewa ayla di Hangoutsbelitung : 185. + 100 (antar jemput mobil) : 285.

Makan KV Senang : 35.

Kopi kong tjie : 10.

SD laskar pelangi : 3.

Museum kata : 50.

Transport mobil bang Gelak : 200. (include bbm + driver)

Bensin sewa ayla : 100.

belitung

BELITUNG : Batu besar, Laut, dan Orang-orang nya (part 2)

Hari ke-dua di Belitung :

Rencana kami hari ini adalah hopping island. Karena  sampai ke penginapan saat malam hari, saya belum tahu ke arah mana Tanjung Kelayang, ternyata hanya berjarak 200 meter dari hotel kami. Kami janjian dengan pak Wiwin dari @wiwin_prantirto_perahulengkuas di pantai tanjung kelayang, tapi yang menemani kami berlayar adalah bang Jo, keponakan pak Wiwin.

Oiya, jadi selama ini, proses booking perahu ke pak Wiwin saya lakukan atas nama suami, jadi waktu pak Wiwin pertama kali ketemu Azkal, bapak langsung merasa akrab, padahal mereka baru pertama ngobrol. Satu perahu sebetulnya cukup untuk 10-20 orang, tapi aturan disana memang tidak menggabungkan penumpang yang sedikit agar banyak.

Pulau yang pertama kami sambangi yaitu pulau Batu Garuda, disana kami tidak bisa turun, hanya memotret dari atas kapal. Pulau selanjutnya yaitu pulau Batu Berlayar, pulau dengan banyak batu-batu besar, kami berusaha naik ke batu-batu tersebut agar bisa berfoto. Lalu ke pulau pasir, pulau yang bisa tenggelam saat sedang pasang.

hop island

Tujuan utama kami pun tiba, yaitu pulau Lengkuas, dari awal saya sangat ingin sekali naik ke mercusuar. Sayang cuaca sedang kurang bersahabat, bahkan hujan, kami tidak diperkenankan naik keatas. Oiya, dari awal hopping island, cuaca di laut belitung sangat mendung, bahkan turun hujan, lalu mendung lagi. Foto-foto yang kami ambil jadi kurang maksimal, padahal laut belitung sangat berjodoh dengan langit biru nya. Di spot pertama snorkeling, kami bahkan berenang sambil hujan-hujanan.

p9

Berpindah di spot kedua, barulah cuaca berubah menjadi sangat cerah. Selesai snorkeling, kami menuju destinasi akhir kami hopping island yaitu pulau kelayang. Beda ya sama tanjung kelayang. Di pulau kelayang ini, kami bisa bersantai-santai ria, pak suami ke gua, saya rebahan di pantai memandang langit biru nya yang super cantik. Kami selesai hopping island jam 16.00, kami bergerak dari pulau Kelayang. Lumayan melelahkan juga perjalanan kami dari jam 08.00-16.00. walaupun di bandung-jakarta cuaca sedang terik-teriknya, kami bahkan kehujanan di tengah laut belitung, Bang Jo menertawakan saya yang terlihat panik.

Karena penginapan kami dekat dengan hotel, kami cukup jalan kaki saja dan bersih-bersih sekaligus mandi di hotel. Malam harinya, kami makan malam di pinggir pantai, menikmati seafood dan tumis kangkung, rasanya enak, harganya juga cukup bersahabat.

belitung · Uncategorized

BELITUNG : Batu besar, Laut, dan Orang-orang nya.

Beberapa bulan lalu, pak suami ngirim flyer Triatlon di Belitung, enjoy crystal water katanya. Awalnya Belitung bagi saya hanya sekolah Laskar Pelangi, setelah googling dan scrolling  dari satu halaman ke halaman lainnya, mau ke Belitung atau ke Karimun Jawa, akhirnya saya pilih Belitung, tapi pak suami gak jadi ikut Triatlon, nemenin istri katanya.

 

Hunting tiket dimulai dari 2 bulan sebelumnya, budgeting pun dimulai. Biar lebih bebas, kami merencanakan perjalanan kami sendiri, tanpa agen travel. Kami tiba di Bandara H.A.S Hanandjoeddin sekitar jam setengah 8 pagi, perjalanan Jakarta-Belitung kurang lebih 50 menit di udara, setelah mendarat kami disambut mba Lesgi dari @hangoutbelitung. Mba Lesgi ini super ramah dan sabar dengan banyak pertanyaan. Kami menyewa mobil ayla, cukup buat berdua dengan barang tidak terlalu banyak, karena kami hanya menyewa mobil satu hari, kami rencanakan travelling dari ujung barat ke ujung timur Belitung.

 

Modal aplikasi Waze dan peta belitung di HP yang super burem, tujuan pertama kami isi bensin, isi full karena kami tidak yakin kapan lagi nemu SPBU, lalu makan di sekitar kota Tanjung Pandan. Kami makan di KV Senang, mencicipi Mie rebus khas belitung yang gurih enak dengan kuah udang. Lanjut ke kopi Kong Tjie yang legendaris di Belitung, tempat kopi Kong Tjie tertua di Belitung berlokasi di jalan Siburak, hanya berjarak 300 meter dari KV Senang.

 

Dari arah bandara menuju kota Tanjung Pandan, kami sempat mengunjungi Danau Kaolin, danau bekas galian timah yang biru nan indah. Awalnya destinasi ini sempat saya skip, tapi ternyata bisa sekalian lewat. Setelah sarapan kami juga sempat mengunjungi rumah adat belitung yang ada di pusat kota. Setelah itu kami langsung meluncur menuju Belitung timur.

 

Jarak kota Tanjung Pandan menuju Belitung timur sekitar 80 km, iya jauh, tapi jalan yang dilalui adalah kebun kosong dan kebun sawit, tanpa macet. Pak suami menyetir dengan kecepatan 80-90 km/per jam, sehingga perjalanan kami hanya sekitar 50 menit. Berhubung hari jumat, tujuan kami mencari masjid untuk pak suami, alhamdulillah di depan Museum Kata Andrea Hirata, ada masjid besar. Selama pak suami shalat jumat, saya foto-foto di Museum kata. Selesai dari museum kata, kami berkunjung ke sekolah Laskar Pelangi.

Kami kesana saat panas sedang terik-teriknya, kondisi disana pun cukup sepi. Kami bisa berfoto-foto sepuasnya.

WP 1

Setelah selesai di sekolah Laskar Pelangi, kami beranjak menuju kota Manggar. Saya janjian dengan Nanda, teman semasa SMA, putri asli Belitong, yang sekarang bekerja di Disbudpar Belitung Timur. Ternyata, Disbudpar Belitung Timur sudah menjadi tempat tujuan wisata, ada koleksi kopi, koleksi pala, hewan endemik Belitung, dan replika budaya Belitung. Pulangnya kami dibekali oleh-oleh cinderamata sama Nanda.

WP2

Perjalanan kami lanjutkan, kami berencana ke pantai Punai, tapi terlalu jauh dan sudah terlalu sore. Akhirnya kami ke Pantai serdang, padahal sebelumnya kami berencana ke pantai Nyiur Melambai.

 

Kami mengakhiri perjalanan kami di pantai Serdang, dan mulai beranjak jam 5 sore lewat, terlalu sore. Saya mengambil alih kemudi, biar pak suami bisa lebih bersantai diperjalanan, mengingat perjalanan kami dari Belitung Timur ke penginapan kami yang ada di pinggir pantai Tanjung kelayang, hampir 100 km.

 

Sejujurnya saya agak khawatir, baru magrib tapi jalanan sudah sangat sepi mengingat kanan-kiri kami kebun sawit dan minim penerangan jalan. Dari arah Belitung timur, setelah kami sampai di dekat kota Tanjung pandan,  kami memilih jalan berbelok ke kanan memotong jalan menuju penginapan kami yang jaraknya masih sekitar 30 km, bila kami melewati daerah Tanjung Pandan, perjalanan kami akan lebih jauh lagi sementara kami sudah cukup kelelahan.

 

Sayangnya, jalan pintas yang kami lewati lebih sepi dibandingkan jalan di Beltim tadi. Tidak ada kendaraan lain selain kendaraan kami yang melewati daerah itu, jarak pandang cahaya mobil saya maksimal 3 meter, saya kesulitan menentukan arah jalan berbelok, serong, atau lurus. Akhirnya pak suami membuka peta dan membantu saya menentukan arah. Sepanjang jalan saya tidak berhenti berdoa, salah satu perjalanan menegangkan yang saya alami. Bersyukur tadi pagi kami mengisi bensin cukup banyak, sehingga tidak perlu khawatir kami kehabisan bensin ditengah kebun sawit sepi.

Setelah menemukan pemukiman penduduk, kemudi saya kembalikan pada pak suami, lelah. Tidak lama dari situ, kami sampai di penginapan, yang ternyata ada disamping pantai Tanjung kelayang.

Kami menginap di Quins Style Resort, fasilitasnya cukup nyaman, walaupun bangunan hotel belum sepenuhnya selesai. Di pantai sedang ada festival desa wisata Belitung, kami makan malam disana dan mencoba mencicipi Ketam isi.

 

197332257

ROAD TO PPDS

ADA YANG BELUM SELESAI

3 mei 2019, hari yang saya sangat tunggu, juga suami tunggu. Penentuan mengenai keputusan hidup kami selanjutnya. Tapi menjelang hari tersebut usai, yang kami tunggu juga belum muncul, surat keputusan mengenai kelulusan seleksi dokter spesialis.

 

Tiga hari sesudahnya, ada email yang masuk yang ternyata sudah dibuka oleh suami, hasil seleksi. Saya membaca perlahan semua kalimat yang ada dengan perasaan berdebar tidak karuan, walaupun saya yakin harapan saya untuk lulus memang sangat kecil, tapi saya tetap berharap. Sederet nomor ujian yang dinyatakan lulus keluar, saya lupa nomor ujian saya. Saya bertanya pada suami, dan suami sudah tau hasilnya.

‘aku berulang kali baca nomor-nomor itu, degdegan, tapi nomor ujian kamu memang ga ada’

Saya menarik nafas panjang, kecewa dengan perasaan sangat kecewa. Hari itu hari pertama puasa. Selepas adzan saya naik ke kamar jaga, nangis ga berhenti-berhenti. Pulang ke rumah, masuk kamar, nangis lagi, besok nya masih nangis lagi. Padahal dari awal saya tau harapan saya untuk lulus sangat kecil, tapi ternyata tetep aja yaa, hehee..

 

Harapan saya untuk sekolah sempat putus, rasanya saya sudah melakukan semua hal yang saya bisa, saya tidak tahu apalagi yang harus saya lakukan untuk itu. Saya mencoba melihat lebih luas, memposisikan kembali diri saya ada dimana, dan dengan sekuat hati, saya menyimpulkan, ada yang belum selesai dengan diri saya. Entah sebagai dokter umum saya belum selesai belajar, entah sebagai perempuan saya belum sebaik itu untuk naik ke level berikutnya, entah sebagai istri saya belum ada di posisi yang tepat, tapi saya yakin, ada yang belum selesai. Saya masih ada di zona yang terlalu aman dan terlalu nyaman.

 

Satu-satu nya yang bisa saya lakukan saat ini adalah bersyukur, untuk semua kebaikan yang saya rasakan, berkah yang saya nikmati, dan apapun yang Allah tentukan, yang perlu saya lakukan adalah terus berjalan, untuk menyelesaikan yang belum selesai, bukan untuk dikejar, tapi untuk disyukuri.

 

Cililin,

27 Mei 2019. Ramadhan

ROAD TO PPDS

MY NEXT MOVE : Daftar PPDS

Bulan ini merupakan catatan penting dalam perjalanan saya sebagai dokter. Dengan niat bulat sepenuh hati, saya mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) kardiovaskular. Langkah penting mengingat persiapan yang sudah saya lakukan bertahun-tahun sebelumnya, mulai dari magang departemen kardiovaskular UI, ikut simposium kardio, hingga PTT di Sulawesi Barat.

Butuh waktu bertahun-tahun untuk menyiapkan berbagai hal termasuk mental untuk mendaftar. Sejujurnya, saya pernah berpikir untuk membatalkan niat saya untuk daftar tahun ini, alasannya karena saya tidak lulus beasiswa, namun dengan dorongan dan semangat dari orang tua, saya kembali mengumpulkan kepingan rencana yang sudah saya persiapkan.

Oiya, saya resign dari RS tempat saya bekerja bagai qudha, wkwk, (masuknya senin-sabtu, kalo dari hari itu ga ada yang masuk harus diganti dengan hari minggu). selain karena masalah sentimentil yang menurut saya tidak masuk akal, alasan lainnya karena orang tua terutama ibu saya sudah lelah menunggu saya yang pulang larut, dan suami saya tidak mengikhlaskan kalo saya harus jaga weekend. Sempat sedih, tapi sekarang saya merasa bahwa itu adalah keputusan yang terbaik. Paling tidak, saya punya waktu untuk belajar dan untuk mempersiapkan berbagai macam berkas untuk seleksi PPDS.

Hari yang ditunggu pun tiba, dan saat melihat siapa saja yang akan bersaing dengan saya, rasanya ingin segera bersujud mohon pertolongan Allah dan ingin segera pulang memeluk suami. Orang yang bersaing dengan saya adalah orang-orang luar biasa, karena peminatnya banyak, seleksi yang harus saya jalani juga tidak mudah.

Empat kali ujian, di ujian pertama dan ujian kedua sungguh rasanya saya kalah. Pulang ke tempat suami, terus nangis-nangis. Rasanya saya ingin menyerah saja, tidak mau melanjutkan karena sudah pesimis. Bukan pejuang namanya kalau berhenti ditengah jalan, saya lanjutkan apa yang sudah saya mulai, saya jalani ujian ketiga dan keempat. Hasilnya ? nunggu bulan depan say..

Selama menjalani ujian ini pun, saya dihadapkan pada ujian lain, saya mulai proses untuk masuk IGD lagi, jaga 24 jam, dan proses administrasi lainnya. Bolak-balik Jakarta – Cililin memang menguras energi, namun saya ingat kembali, ‘ini baru Bandung, bayangkan peserta lain yang dari luar pulau’. alhamdulillah Allah kuatkan, semua proses saya selesaikan.

 

Doakan saya, semoga apa yang diputuskan di bulan Mei nanti adalah hasil terbaik dan sesuai harapan. Aamiin.

 

 

PNA

Cililin, 5419

Uncategorized

Do Human as Human

Beberapa hari yang lalu, keluarga kami mendapat berita duka, bibi yang biasa membantu keluarga kami telah berpulang. Kami kaget mendengar berita tersebut, mengingat beliau masih berusia paruh baya dan dalam keadaan sehat wal’afiat.

Putri dari almarhumah bercerita pada kakak saya mengenai saat-saat terakhir almarhum yang sempat diperlakukan dengan kurang baik. Kakak saya akhirnya bercerita pada saya. Setelah berdiskusi, kami sepakat bahwa hal-hal tersebut terjadi karena kurang baiknya komunikasi.

Sebelum akhirnya berpulang, almarhum sempat berada di dua rumah sakit yang berbeda, dan justru yang membedakan dua rumah sakit tersebut adalah perlakuan, bukan berarti diberikan kamar yang mewah, tapi hanya diusap pundaknya dan dikuatkan, bahwa tim medis disana sudah melakukan usaha semampunya.

Hal ini menjadi pelajaran bagi saya, mengingatkan saya kembali di kala Lelah, dikala hati tidak lapang. La haula wa la quwwata, tidak ada daya tidak ada upaya pada diri kami, Allah sudah menentukan takdir nya, tapi manusia dan memperlakukan manusia lain adalah komunikasi hati kehati.

 

Yang mengharukan adalah saat almarhum dimandikan, beliau tersenyum. Mengingatkan saya betapa tulus dan baiknya almarhum.

 

Allahummagfirlaha warhamha, wa’afiha wa’fu anna.

Kontemplasi · Uncategorized

DISKUSI

setelah shalat tarawih barusan, bapak mengungkapkan kekhawatirannya mengenai lingkungan kampung kami saat ini. keadaannya sangat mengkhawatirkan, dan apabila tidak dibina dengan baik, kekhawatiran kami akan kualitas generasi penerus menjadi semakin besar.

salah satu yang amat sangat ditonjolkan dari bulan ramadhan yang mulia ini yaitu hadirnya pasar malam. Ada beberapa hal yang menurut kami rasanya kurang pas apabila pasar malam hadir di bulan ramadhan.

anak-anak muda dari berbagai tempat datang kesana, mungkin mencari hiburan, mencari penghasilan, atau sekedar menemukan keramaian. saat adzan isya berkumandang dan semua orang pergi ke mesjid, ada kegaduhan yang muncul disamping masjid tempat kami beribadah. suara musik yang dikeluarkan lewat pengeras suara. Ada ketimpangan yang dominan, saat masyarakat lokal pulang beribadah dan berpapasan dengan keriuhan hiburan.

kami sedih karena ramadhan yang muncul sekali dalam setahun harus rusak karena hal-hal tersebut. karena kekhusyuan yang dengan susah payah ingin kami ciptakan harus rusak karena kegaduhan-kegaduhan bersifat duniawi.

ayah saya resah karena generasi muda yang diharapkan memajukan kampung kami dengan nilai-nilai ilahi disibukan dengan partikelir yang temporer. saya resah karena saya mencintai tempat ini, dan saat saya dan anak-anak muda diluar sana saling berkejaran, anak-anak muda disini berusaha mengejar budaya yang bukan lagi berasal dari kearifan leluhur maupun agama.

semoga bumi Allah, dimanapun, tetap dilimpahi keberkahan dan kedamaian dalam hati kita.

 

 

Uncategorized

Perjalanan Panjang Ke Lisboa

ini tentang perjalanan panjang, saya mendapat banyak info dari orang-orang yang dengan senang hati menyempatkan waktu untuk berbagi lewat tulisan.

saya mulai dari :

 

paspor

prosesny sebenarnya simpel, berhubung saya butuhnya dalam waktu yang cukup cepat, jadi saya mengajukan via online,  malam hari mengajukan online, besok penyerahan data, besoknya lagi foto wawancara, 4 hari kemudian paspor sudah bisa diambil. kalau manual, dari pengajuan data ke foto itu jangka waktunya 4 hari. keuntungan lainnya, saya tidak perlu mengantri lama di kantor imigrasi.

 

visa schengen.

bagi saya proses ini juga simpel karena persyaratan saya lengkap, yang ribet itu ngurus persyaratannya 🙂 persyaratan lengkap bisa dilihat di web kedubes portugal. beberapa persyaratan yang menjadi masalah buat saya waktu itu ada 3. masalah pertama saya soal ittinerary, masalah dimana saya akan tinggal selama di lisbon. pihak panitia sebenarnya sudah menawarkan untuk booking, saya belum berani booking karena khawatir visa tidak jadi tepat waktu. masalah saya waktu itu seperti lingkaran setan, yang satu saling bergantung pada yang lain.

penyelesaiannya, saya booking penginapan di lisbon dengan  membayar sekitar 70 euro, kalopun tidak jadi pergi, yah mungkin memang bukan rezeki.

 

syarat kedua, soal booking pesawat, buat saya awalnya ini masalah karena saya kira saya harus membayar juga walau cuma reservasi, tetapi tidak 😀

 

masalah berikutnya yaitu asuransi perjalanan, mbak carla bilang dia tidak akan proses pengajuan saya kalau tidak ada asuransi. yang saya bayangkan ini seperti membeli asuransi seumur hidup ;P

ternyata bukan, ini hanya soal membeli polis, atau tepatnya membeli buku atau kartu. waktu itu saya pilih axa, kembali karena alasan waktu, sebenarny polis dari aca lebih murah hanya waktunya lebih lama, proses pembuatan axa sekitar 15-20 menit, aca dari pagi sampai sore katanya. beda harga waktu itu sekitar 10 usd.

 

di kantor kedubes, yang menerimanya orang indo, tapi ada kaya wawancara dan ramah tamahnya juga sama orang portugal, inilah dia mbak Carla Castelo yang suatu hari ngangkat telf saya. oh ya, kalau ada yang ingin kita tanyakan soal peryaratan visa lebih baik ditanyakan via email, orang yang dikantor tidak memberi banyak info, dan mereka juga meminta kita untuk konsultasinya via email, langsung dibales cepet ko, email official nya waktu itu malfungsi, jadi saya kirim langsung ke email mbak carla, in english ya 😉

email mbak carla : carla.castelo@jakarta.dgaccp.pt

 

proses pembuatannya bermacam-macam, normalnya 15 hari bagi yang syarat lengkap dan tidak bermasalah. waktu itu saya mengajukan tanggal 31 agustus dan rencana pergi tanggal 13 september. orang indo yang menerima berkas saya bilang ‘tanggal 13 ! bisa lah..’. mbak carla bilang lain katanya, ‘hundreds of people before you applied, we can not guarantee visa in right time’, rasanya pengen gali tanah aja denger macam begitu, dan setelah itu baru diminta untuk transfer buat pembayaran, waktu itu bank yang diminta yaitu standard chartered.

 

proses nunggunya itu beneran galau, antara pergi dan engga. tanggal 11 mbak carla nge-email, dan laptop saya rusak, saya tidak tahu kalau visa saya sudah selesai, saya memutuskan menunggu visa di tangerang di rumah kakak, saya packing dengan keadaan pergi atau gak pergi, visa belum ada, apalagi tiket pesawat 😦

 

sebelum pergi tanggal 12 ke tangerang, saya nelfon kedutaan, thanks god alhamdulilllah, visa diambil J.

 

tanggal 12 malam saya buka internet untuk booking pesawat, bad news, semua pesawat sudah penuh. saya mencari penerbangan lain hingga hampir tengah malam. masih ga ada. saya menyerah, tidur.

paginya saya buka lagi emirates, seat penerbangan masih tersedia. the other bad news, pembayaran cuma bisa melalui 2 cara, kartu kredit – pemilik kartu kredit harus ada dalam penerbangan tersebut, tidak boleh cuma meminjamkan kartu kredit, dan saya tidak puya kartu kredit sendiri. paypal, paypal teman-teman kakak saya tidak masuk limit, obrigado -thank you- untuk orang-orang yang bersedia berjuang dengan saya sampai akhirnya saya dapat tiket. kalau saya booking minimal 3-4 hari sebelumnya, saya masih bisa membayar via western union. akhirnya saya dapat tiket pukul 6 sore, pinjaman paypal dari teman di jerman yang batas limit paypalnya mencukupi.

 

tentang lisboa.

 

lisboa kota yang cantik, layaknya kota-kota besar di eropa lainnya. saya pergi ke bairro alto, chiado, dan baixa. sumber sumber bilang kalau daerah ini lebih bagus dimalam hari, berhubung saya pergi perempuan, berkerudung, lisbon trip pertama saya keluar negeri. saya cukup disana sampai sore.

 

tempat yang menurut saya tidak boleh dilewatkan yaitu sintra, tempatnya berada diluar kota lisbon, di ujung portugal di pinggir laut. ini seperti desa kecil yang begitu menakjubkan. jauh lebih cantik, dibandingkan dengan lisbon. orang-orang yang pernah kesana menyebutnya mirip negeri dongeng, karena bagi saya juga tempat ini memang luar biasa. di temat ini banyak kastil-kastil, tembok-tembok tinggi, juga pegunungan yang sangat asri. disini adda beberapa kastil yang oleh unesco dinobatkan sebagai situs bersejarah. tujuan utama saya adalah palacio da pena atau pena national castle. ini adalah tempat yang sangat disarankan untuk dikunjungi bila pergi ke portugal. walaupun berada diluar kota lisbon, cara menjangkaunya cukup mudah. bisa dengan kendaraan pribadi, bis, atau kereta.

 

untuk pergi ke sintra, kita bisa menjangkau kereta dari stasiun rossio, stasiun rossio sendiri bisa dijangkau lewat metro atau kereta bawah tanah menunu restaurodores. jika ingin berkeliling lisbon atau baru pertama ke lisbon, saya sarankan untuk membeli tiket metro yang 24 jam, ini berdasarkan pengalaman saya yang sempet nyasar beberapa kali. pembelian tiket manual hanya sampai sekitar jam 5 sore, setelah itu kita hanya bisa membeli secara otomatis dengan menggunakan mesin. bagi yang belum  terbiasa, menggunakan  mesin itu cukup membingungkan, hati-hati tertukar antara mesin tiket metro dan tiket kereta.

 

back to sintra,

 

rossio merupakan stasiun pertama dan sintra merupakan stasiun terakhir. tidak perlu khawatir akan terlewat. jarak yang ditempuh selama didalam kereta sekitar 40 menit. dari sana kita bisa naik bis 434 ke sintra, kalau suka tracking jalan kaki juga menyenangkan asalkan tidak sendiri, kemarin saya agak ketakutan sendirian di tengah hutan berjalan menuju pena ;(

 

tiket metro 24 jam 5.5 euro di mesin otomatis, satu kali pergi 1.75 euro. harga tiket kereta sekali pergi 2.75. kalau recharge (diisi dengan tiket yang sama) kita bisa menghemat sekitar setengah euro. Harga masuk Pena 12.5 euro. Bisa lebih murah kalau happy hour kaya tempat karaoke gitu deh. Harga air minum kemasan atau sandwich sekitar 1-2 euro. Tiket naik bis sekitar 1.75 euro. Oh iya waktu itu uang receh saya Cuma ada 1.65 euro dan supir bis tidak menerima uang kertas. Jadinya ‘it’s alright young lady’.

 

Teman saya mengobrol selama di penginapan adalah seorang chef yang sudah berusia lanjut yang merangkap sebagai bartender. Setelah kongres, di waktu yang sempit setiap hari saya menyisakan waktu untuk meminta air hangat di kafe, dan jadilah saya mengobrol dengan bapak itu.

 

‘where do you come from young lady?’

‘Indonesia’

‘aah tsunami’

‘ya, in 2004’     

 

Pada akhirnya saya pun harus pulang. Ini terlalu luar biasa untuk dilupakan, karena itu lah dalam beberapa moment yang random saya tiba-tiba mengatakan, ‘mau ke portugal lagi’.

 

Ps :

–          Dari awal tulisan hingga paragraf soal harga merupakan tulisan yang saya tulis pada malam terakhir saya di Lisboa, setelah saya pulang dari Sintra.

–          Paragraf sisanya hingga bagian terakhir ini merupakan tulisan yang saya tulis di Mushola FK sambil menunggu hujan reda.

 

(Minggu, 18 Nopember 2012)

Uncategorized

LAPORAN CIRSE 2012

LAPORAN CIRSE 2012

salah satu kewajiban dengan meminta menjadi delegasi adalah berbagi.

bagi teman-teman yang ingin tahu CIRSE itu kongres macam apa yang saya ikuti kemarin di Lisbon, bagi yang ingin tahu lebih banyak tentang Interventional Radiology, dan bagi yang ingin tahu dunia kedokteran modern, dan pemikiran-pemikiran sederhana dengan efek yang luar biasa. bisa donlot laporan saya diatas.

(jurnal hariannya saya pos dikemudian hari ya 🙂

obrigada